Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2020

Nirmala

Aku adalah rindu berharap temu yang sejatinya semu dan kita Sempurna dalam rasa tapi tak pernah abadi dalam kisah.  Bagiku, halu bukan ilusi tapi bentuk rasa paling suci, seperti yang pernah tertulis dalam syair sang sufi Rummi, Aku memilih mencintaimu dalam diam. Karena dalam diam tak kutemukan penolakan. Aku memilih mencintaimu dalam sepi. Sebab dalam kesepian tidak ada orang lain yang memilikimu, kecuali aku. Aku memilih memujamu dari kejauhan. Karena jarak melindungiku dari luka. Aku memilih memilikimu dalam mimpi. Karena dalam mimpi, kau tak akan pernah mati.                              ~~~~ Lagu photographnya si Ed Sheeran, selalu menjadi instrumen pengantar letihku menuju lelap yang melelapkan. Liriknya menggema dalam earphone mungil selalu menemaniku memaknai setiap bait terlantun, dunia sejenak berhenti untuk beberapa saat kala mata terpejam pikir menerawang jauh beriringan bersama ketu...

Aku, Konsep Idelis dan Perjalanan

Telah lebih dari seratus minggu aku melang-lang buana mengitari ribuan kilometer perjalanan demi sebuah kata sederhana "Kebenaran" . Aku yang dengan tujuan berharap mendapatkan sebuah jawab atas tanya yang menyeruak dalam benak tentang prinsip yang seyogianya masih tergenggam erat sebagai pedoman. Tentang satu konsep yang ku jadikan tagline dalam setiap sendi kehidupanku, " Idealis itu aku".  Masih kupakai jubah idealis itu dengan segala tantangan meski terkadang dipaksa menyerah pada keadaan (Lingkungan) tapi setidaknya aku menang dalam memerdekakan pikiran, melepaskan segala bentuk tahayul yang sering disebut para pemangku kepentingan " Konsep Idealis itu nothing, yang ada hanyalah seberapa besar keinginan yang ingin kau capai demi kebutuhan penghidupan sebab konsep realistis is real ".  Lagi, aku harus dipaksa bersikap apriori atas segala pendapat mereka dan sejujurnya sampai detik ini aku masih mencari dimana letak kelemahan idealis sehingg...

Sisa Kemah Literasi

Masih di permulaan januari, tepat di tepi sungai yang mengaliri banyak cerita di arus tenangnya, aku dengan filter ber-nikotin yang begitu di puja para pecandu serta di kutuk oleh pembencinya mencoba melunakkan pikiran agar mampu mentransfer setiap isi kepala melalui kedua ibu jariku di layar smartphone dalam bentuk narasi sederhana. Malam ini tepatnya, aku akan menunaikan janjiku menulis kesan tentang kegiatan "Kemah Literasi" yang dilaksanakan pada tanggal 14 sampai15 Desember 2019 tahun lalu. Aku benar-benar lalai, sebenarnya tulisan ini seharusnya sudah tiba di lini masa seminggu setelah usai kegiatan (Maafkan aku kawan) dan itu jelas suatu keteledoran tapi, setidaknya dengan adanya tulisan ini aku telah menunaikan kewajiban. Jauh sebelum terlaksananya kegiatan Kemah Literasi, awalnya aku dan teman-teman komunitas Ceria Semesta telah lebih dulu membuat rencana dan kemudian melaksanakan kegiatan di desa kelahiranku,  Desa Maur namanya. Oh iya, izinkan aku se...