Lagi, aku harus dipaksa bersikap apriori atas segala pendapat mereka dan sejujurnya sampai detik ini aku masih mencari dimana letak kelemahan idealis sehingga begitu banyak orang dewasa sering menertawakan kata yang berkaitan dengan idealis apalagi terucap dari mulut para pemuda, bahkan prinsip idealis di bilang konsep khayal yang paling konyol dalam dunia.
Bukankah definisi Idealisme adalah suatu keyakinan atas suatu hal yang dianggap benar oleh individu yang bersangkutan dengan bersumber dari pengalaman, pendidikan, kultur budaya dan kebiasaan. Dan mari bandingkan dengan konsep realisme adalah suatu sikap/pola pikir yang mengikuti arus. Individu yang realistis cenderung bersikap mengikuti lingkungannya dengan mengabaikan beberapa/semua nilai kebenaran yang dia yakini. Realistis selalu menganggap wajar hal-hal yang bertolak pada realita dalam artian membenarkan hasil sebab akibat yang di hasilkan oleh sesuatu tanpa mengedepankan kebenaran tapi lebih kepada pembenaran.
Kemudian dari pengertian diatas maka konsep Idealisme dan Realisme tumbuh secara perlahan dalam jiwa seseorang, dan termanifestasikan dalam bentuk perilaku, sikap, ide ataupun cara berpikir. Pada akhirnya aku sadar satu hal, bahwa setiap apa yang menjadi prinsip, konsep, atau paham merupakan sebuah persepsi dari asumsi-asumsi yang di proses oleh otak kemudian membuahkan sebuah nalar yang mencari kebenaran atas pembenaran-pembenaran opini. Selama aku sibuk membenarkan apa yang aku yakini tanpa menghargai prinsip dan pemahaman yang diyakini orang lain maka makna "Kebenaran" tak akan pernah kutemui.
Bagaimana dengan "Perjalanan"?
Bagiku, Perjalanan lebih dari sebuah proses untuk mencapai sebuah tujuan.
Tiap perjalanan selalu mencari rumah tempat kaki melabuhkan langkah yang pada akhirnya membuat henti hati mencari dan pada akhirnya izinkan aku mengutip kata :
Jika hidup adalah perjalanan maka, berjalanlah dengan langkah penuh tujuan.
Jika hidup sebuah pilihan, maka bijaksanalah dalam menentukan.
Jika hidup adalah perjuangan, wujudkan sampai pada kata kembali pada tuhan.
Jika hidup merupakan sebuah pengabdian maka, berbuatlah hingga kau lupa bagaimana caranya berputus asa.
"Dan sederhana saja, jika segala sesuatu itu Tuhan siapkan untukmu, dia takkan terlepas dari hidupmu bagaimanapun dunia mengganggunya. Tapi, jika bukan Tuhan takdirkan untukmu akan selalu ada cerita yang mengharuskan semua itu menghilang".
Mantap. Idealis tidak ada matinya. Btw itu foto di kabin keren bro.
BalasHapusSiap pak. Iyo Itu kabin, ayo kapan nginap di Maor lagi. agek sekalian kito diskusi di rumah kabin.
BalasHapus