Langsung ke konten utama

Aku, Konsep Idelis dan Perjalanan




Telah lebih dari seratus minggu aku melang-lang buana mengitari ribuan kilometer perjalanan demi sebuah kata sederhana "Kebenaran". Aku yang dengan tujuan berharap mendapatkan sebuah jawab atas tanya yang menyeruak dalam benak tentang prinsip yang seyogianya masih tergenggam erat sebagai pedoman. Tentang satu konsep yang ku jadikan tagline dalam setiap sendi kehidupanku, "Idealis itu aku". Masih kupakai jubah idealis itu dengan segala tantangan meski terkadang dipaksa menyerah pada keadaan (Lingkungan) tapi setidaknya aku menang dalam memerdekakan pikiran, melepaskan segala bentuk tahayul yang sering disebut para pemangku kepentingan "Konsep Idealis itu nothing, yang ada hanyalah seberapa besar keinginan yang ingin kau capai demi kebutuhan penghidupan sebab konsep realistis is real". 

Lagi, aku harus dipaksa bersikap apriori atas segala pendapat mereka dan sejujurnya sampai detik ini aku masih mencari dimana letak kelemahan idealis sehingga begitu banyak orang dewasa sering menertawakan kata yang berkaitan dengan idealis apalagi terucap dari mulut para pemuda, bahkan prinsip idealis di bilang konsep khayal yang paling konyol dalam dunia.

Bukankah definisi Idealisme adalah suatu keyakinan atas suatu hal yang dianggap benar oleh individu yang bersangkutan dengan bersumber dari pengalaman, pendidikan, kultur budaya dan kebiasaan. Dan mari bandingkan dengan konsep  realisme adalah suatu sikap/pola pikir yang mengikuti arus. Individu yang realistis cenderung bersikap mengikuti lingkungannya dengan mengabaikan beberapa/semua nilai kebenaran yang dia yakini. Realistis selalu menganggap wajar hal-hal yang bertolak pada realita dalam artian membenarkan hasil sebab akibat yang di hasilkan oleh sesuatu tanpa mengedepankan kebenaran tapi lebih kepada pembenaran.

Kemudian dari pengertian diatas maka konsep Idealisme dan Realisme tumbuh secara perlahan dalam jiwa seseorang, dan termanifestasikan dalam bentuk perilaku, sikap, ide ataupun cara berpikir. Pada akhirnya aku sadar satu hal, bahwa setiap apa yang menjadi prinsip, konsep, atau  paham merupakan sebuah persepsi dari asumsi-asumsi yang di proses oleh otak kemudian membuahkan sebuah nalar yang mencari kebenaran atas pembenaran-pembenaran opini. Selama aku sibuk membenarkan apa yang aku yakini tanpa menghargai prinsip dan pemahaman yang diyakini orang lain maka makna "Kebenaran" tak akan pernah kutemui.




Bagaimana dengan "Perjalanan"?
Bagiku, Perjalanan lebih dari sebuah proses untuk mencapai sebuah tujuan. 
Tiap perjalanan selalu mencari rumah tempat kaki melabuhkan langkah yang pada akhirnya membuat henti hati mencari dan pada akhirnya izinkan aku mengutip kata : 
Jika hidup adalah perjalanan maka, berjalanlah dengan langkah penuh tujuan.
Jika hidup sebuah pilihan, maka bijaksanalah dalam menentukan.
Jika hidup adalah perjuangan, wujudkan sampai pada kata kembali pada tuhan.
Jika hidup merupakan sebuah pengabdian maka, berbuatlah hingga kau lupa bagaimana caranya berputus asa.


"Dan sederhana saja, jika segala sesuatu itu Tuhan siapkan untukmu, dia takkan terlepas dari hidupmu bagaimanapun dunia mengganggunya. Tapi, jika bukan Tuhan takdirkan untukmu akan selalu ada cerita yang mengharuskan semua itu menghilang". 

Komentar

  1. Mantap. Idealis tidak ada matinya. Btw itu foto di kabin keren bro.

    BalasHapus
  2. Siap pak. Iyo Itu kabin, ayo kapan nginap di Maor lagi. agek sekalian kito diskusi di rumah kabin.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kiraku Utuh Ternyata Runtuh

Pada akhirnya, semua kisah akan menemui ujung usainya masing-masing, sebab kita berhak bahagia dengan pilihan yang kita tetapkan. Tak apa terluka, selagi yakin masih ada lupa semuanya akan baik-baik saja.  Sembari menikmati instrumen Bossanova di lengangnya ruangan Kopi Lain Hati sore itu, memantik diri dan jemariku mengetik kata demi kata dan tersusun menjadi paragraf dan begitulah tulisan ini dimulai. The Architecture of Love, sebuah novel dari Ika Natassa yang kemudian di filmkan dan diperankan oleh Putri Moreno sebagai Raia dan Nicola Saputra sebagai River, berhasil membuatku kagum dan merasa tak sia-sia datang ke bioskop malam itu. Alur cerita yang tak membosankan dan latar kisah dari kedua tokoh yang tak terlalu di dramatisir membuat film itu sangat layak di tonton. Pertemuan seorang penulis dan seorang arsitek di kota New York dengan tujuan yang sama yaitu Move On dari kisah percintaan mereka masing-masing. Kisah dari dari film tersebut kira-kira begini, “Seorang penulis po...

Bukan Kita

  PUAN Perihal malam ini aku benar-benar ingin mengutuk diri sendiri. Tuan, aku tau tulusmu untuku tapi maaf aku tak bisa merasakannya Mati rasa yang sekarang membuatku tak bisa menerima mu Banyak hal yang tak bisa ku utarakan saat bersamamu Tapi, ada sesuatu yang begitu menjerat tubuh ini Rasa tak pernah ingin mempercayai seseorang lagi itu terus menerus tumbuh Seperti hidup dan bertumbuh Usahamu yang tak pernah menyerah itu masih tak cukup membuat perasaan ini tumbuh Sakit masalalu itu terus terjerat, rasanya untuk mempercayai seseorang lagi itu benar-benar hal yang mustahil Maaf, tuan tapi bolehkah usahamu lebih dikeraskan lagi? Aku percaya disuatu hari aku akan kembali seperti semula walaupun dengan banyak sekali goresan dan kotoran ditubuh aku berharap engkau tak pernah berhenti untuk melakukan semua itu.   TUAN   Puan, tentang peduliku kemarin tak usah kau hirau Aku tahu tulusku tak bisa menembus benteng trauma di hidupmu Puan, kemarin aku menginginkanmu dan menjadi...

Kado Sempro

Semua tentangmu mari kita rayakan, meski hanya kecil-kecilan, meski cuma lewat doa tapi kau adalah manusia paling ikhlas yang pernah ku kenal dan semua kamu mesti kita rayakan.          Perjalananmu tak pernah mudah, perjuanganmu penuh kerikil tajam, darimu aku begitu banyak belajar tentang keikhlasan, kejujuran, bahkan kehidupan. Kau tak pernah lelah memberikan semua yang terbaik demi keluarga tak sekalipun kau terlihat lemah saat manjalani hari penuh rintangan. Kau memang pengganti Ibu yang paling aku sayang, saat masa paling sulitpun hanya kau yang paling bisa menjadi penenang, hampir semua pilihan dalam hidupku kau begitu peka menilai dan apapun pendapatmu tak pernah sekalipun salah, dan aku bersyukur karena Allah menghadirkanmu dalam hidupku. Terlalu banyak air mata jika ku ingat betapa berat hari-hari saat cobaan terberat itu datang tapi kau tetap tegar, terbuat dari apa hatimu adindaku sayang?!      Kadang, dalam sujud aku selalu menye...