PUAN
Perihal malam ini aku benar-benar ingin mengutuk diri sendiri.
Tuan, aku tau tulusmu untuku tapi maaf aku tak bisa merasakannya
Mati rasa yang sekarang membuatku tak bisa menerima mu
Banyak hal yang tak bisa ku utarakan saat bersamamu
Tapi, ada sesuatu yang begitu menjerat tubuh ini
Rasa tak pernah ingin mempercayai seseorang lagi itu terus menerus tumbuh
Seperti hidup dan bertumbuh
Usahamu yang tak pernah menyerah itu masih tak cukup membuat perasaan ini tumbuh
Sakit masalalu itu terus terjerat, rasanya untuk mempercayai seseorang lagi itu benar-benar hal yang mustahil
Maaf, tuan tapi bolehkah usahamu lebih dikeraskan lagi?
Aku percaya disuatu hari aku akan kembali seperti semula
walaupun dengan banyak sekali goresan dan kotoran ditubuh aku berharap engkau tak pernah berhenti untuk melakukan semua itu.
TUAN
Puan, tentang peduliku kemarin tak usah kau hirau
Aku tahu tulusku tak bisa menembus benteng trauma di hidupmu
Puan, kemarin aku menginginkanmu dan menjadikan kamu satu yang tiada duanya
Tapi, apadaya hatimu memang bukan tertuju padaku bukan?
Puan, tak usah beralasan. Bilang saja kalau memang bukan aku arahmu pulang dan tak apa, Puan, tak elok memaksa keadaan cukup sudahi saja, mungkin ini memang sudah jalannya.
Maaf, Puan, ini bukan tentang seberapa banyak usahaku untuk membuatmu teryakinkan. Lebih dari itu Puan.
Cukuplah kemarin ku tahan duka dan lara demi kau bisa tertawa walau nyatanya itu sebuah hal yang sia-sia
Dan sekali lagi, Puan, aku hanya ingin melihatmu bahagia tanpa luka
Jika memang bukan orangnya,
Aku pamit, puan, mundur dengan sebaik-baiknya dan sehormat-hormatnya
Komentar
Posting Komentar