Langsung ke konten utama

Bukan Kita III

TERIMA, KASIH
 
 
 
 PUAN
 
Tuan, terimakasih di sela-sela rusakku, engkau selalu menjadi tempat pulangku.
Tuan, terimakasih karena engkau tak pernah lelah dangan wanitamu.

Tuan terimakasih untuk tidak selalu menyerah dengan keadaan yang berantakan ini.
Mungkin kata “terimakasih” tak cukup untuk membalas kebaikan mu Tuan, namun percayalah, tak pernah lupa ku sematkan namamu didalam sujud terakhir ku, dan juga tak pernah lupa aku untuk selalu merayu tuhan supaya surat takdirku itu adalah kamu, Tuan.

Tuan, mungkin ini terasa sedikit seperti lelucon tapi rasa yang selalu aku rasakan saat bersamamu itu benar-benar hal yang indah bagiku.

Tuan, engkau tau ada kalimat seperti “cinta adalah hal yang begitu indah, maka cintailah satu orang sampai liang lahat mu tergali”.
Jika sampai liang lahat ku tergali aku berharap engkau masih tetap menjadi cinta abadiku. Terimakasih telah tumbuh di hidup wanita berantakan ini, doaku akan selalu membersamaimu.
 
 
 
TUAN
 
Tak perlu berlebihan, Puan. Apapun yang terjadi diantara kita mungkin adalah takdir yang telah tertakar, pun jika nanti tertukar, anggap saja ini hanya konspirasi semesta. Bukan tak pernah lelah, Puan, aku hanya mencoba memberikan yang terbaik selama aku bisa, lagi pula hubungan itu bukan tentang siapa yang paling tapi tentang mereka yang saling. 
 
Apapun yang di depan nanti, cukuplah doa dan waktu memberi jawab atas akhir kisah yang sedang coba kita renda. Toh, bersama atau berpisah itu hanya konsekuensi dari sebuah pertemuan, tugas kita berusaha soal hasil biarlah menjadi urusan langit. 
 
Selagi kita ingin, Puan, semua rasa itu bisa kita cipta dengan mudah, dan kita hanya perlu jalani saja. Prihal suka dan tawa itu karena kita memilih untuk penuh secara bersama.

Puan, cinta itu membebaskan bukan keterbatasan, aku hanya berharap jika kelak kita ditakdirkan menjadi satu, aku hanya ingin kita bertumbuh dan utuh hingga kita menjadi debu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kiraku Utuh Ternyata Runtuh

Pada akhirnya, semua kisah akan menemui ujung usainya masing-masing, sebab kita berhak bahagia dengan pilihan yang kita tetapkan. Tak apa terluka, selagi yakin masih ada lupa semuanya akan baik-baik saja.  Sembari menikmati instrumen Bossanova di lengangnya ruangan Kopi Lain Hati sore itu, memantik diri dan jemariku mengetik kata demi kata dan tersusun menjadi paragraf dan begitulah tulisan ini dimulai. The Architecture of Love, sebuah novel dari Ika Natassa yang kemudian di filmkan dan diperankan oleh Putri Moreno sebagai Raia dan Nicola Saputra sebagai River, berhasil membuatku kagum dan merasa tak sia-sia datang ke bioskop malam itu. Alur cerita yang tak membosankan dan latar kisah dari kedua tokoh yang tak terlalu di dramatisir membuat film itu sangat layak di tonton. Pertemuan seorang penulis dan seorang arsitek di kota New York dengan tujuan yang sama yaitu Move On dari kisah percintaan mereka masing-masing. Kisah dari dari film tersebut kira-kira begini, “Seorang penulis po...

Bukan Kita

  PUAN Perihal malam ini aku benar-benar ingin mengutuk diri sendiri. Tuan, aku tau tulusmu untuku tapi maaf aku tak bisa merasakannya Mati rasa yang sekarang membuatku tak bisa menerima mu Banyak hal yang tak bisa ku utarakan saat bersamamu Tapi, ada sesuatu yang begitu menjerat tubuh ini Rasa tak pernah ingin mempercayai seseorang lagi itu terus menerus tumbuh Seperti hidup dan bertumbuh Usahamu yang tak pernah menyerah itu masih tak cukup membuat perasaan ini tumbuh Sakit masalalu itu terus terjerat, rasanya untuk mempercayai seseorang lagi itu benar-benar hal yang mustahil Maaf, tuan tapi bolehkah usahamu lebih dikeraskan lagi? Aku percaya disuatu hari aku akan kembali seperti semula walaupun dengan banyak sekali goresan dan kotoran ditubuh aku berharap engkau tak pernah berhenti untuk melakukan semua itu.   TUAN   Puan, tentang peduliku kemarin tak usah kau hirau Aku tahu tulusku tak bisa menembus benteng trauma di hidupmu Puan, kemarin aku menginginkanmu dan menjadi...

Kado Sempro

Semua tentangmu mari kita rayakan, meski hanya kecil-kecilan, meski cuma lewat doa tapi kau adalah manusia paling ikhlas yang pernah ku kenal dan semua kamu mesti kita rayakan.          Perjalananmu tak pernah mudah, perjuanganmu penuh kerikil tajam, darimu aku begitu banyak belajar tentang keikhlasan, kejujuran, bahkan kehidupan. Kau tak pernah lelah memberikan semua yang terbaik demi keluarga tak sekalipun kau terlihat lemah saat manjalani hari penuh rintangan. Kau memang pengganti Ibu yang paling aku sayang, saat masa paling sulitpun hanya kau yang paling bisa menjadi penenang, hampir semua pilihan dalam hidupku kau begitu peka menilai dan apapun pendapatmu tak pernah sekalipun salah, dan aku bersyukur karena Allah menghadirkanmu dalam hidupku. Terlalu banyak air mata jika ku ingat betapa berat hari-hari saat cobaan terberat itu datang tapi kau tetap tegar, terbuat dari apa hatimu adindaku sayang?!      Kadang, dalam sujud aku selalu menye...