Langsung ke konten utama

Alter Ego


Dunia hari ini menuntut manusia untuk menjadi manusia produktif agar mampu bersaing dengan manusia lainnya, tapi ada sebagian orang memiliki sudut pandang yang berbeda dalam melihat realita hari ini. Jika banyak manusia berlomba-lomba menggapai mimpinya dengan bekerja keras serta mengeluarkan segala kemampuannya untuk bertahan hidup dan demi pengakuan, dia adalah manusia yang paling dan sangat berbeda diantara yang lain. Baginya, hidup dengan kesederhanaan adalah cara yang paling ideal dalam menggapai kebahagiaan dan berbuat dengan hati lebih penting ketimbang melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu (kepentingan). 


Entah dikenal sebagai apa dan siapa ia dalam circle keluarga dan persahabatannya, yang ku tahu ia selalu mengaku bahwa menjadi berbeda dan hidup dalam keterasingan adalah suatu keberuntungan. Di satu sisi, ia adalah teman terbaik dalam banyak hal, namun di sisi lain ia bisa menjadi teman paling membosankan untuk diajak  bersenang-senang (Nakal). Memang ku akui ia terlalu baik atau mungkin terlalu polos dalam beberapa hal, dan itu aneh. Untuk hal yang positif, Menolak dan mengatakan tidak untuk sebuah ajakan adalah hal yang tabu baginya, sebab ia tipe manusia yang selalu ingin membuat senang orang-orang yang ada di sekelilingnya, bahkan sering ia melupakan kepentingannya dan memilih bersama dalam hal yang sepeleh.
Tapi aku cukup memaklumi sebab pernah di beberapa kesempatan saat berbincang, aku pernah mendapatinya bilang begini :

"Hidup adalah milyaran kemungkinan yang 
mesti di ambil agar kita bisa berpindah dari satu kemungkinan ke kemungkinan lainnya, konsekuensinya tentu saja ada pada pilihan yang senantiasa membawa kita pada kemungkinan baru dan satu hal yang akan membawa kita pada kemungkinan ternyaman yaitu keberanian dalam meyakini pilihan (prinsip)."

Lagi, aku selalu melihatnya hidup dalam mimpi yang ia buat sendiri, ia selalu disibukkan oleh pikirannya sendiri hingga jauh larut membentuk keinginan-keinginan yang sedianya hanyalah utopia menurutku. Mungkin hampir setiap hari aku memaksanya untuk keluar dari ketidakmungkinan yang pada akhirnya membuat ia nyaman, tapi apa daya sekali lagi aku masih terhalang oleh kata yang ia sebut sebagai Prinsip. Kadang aku menjadi bingung menilai apakah memang benar-benar sebuah prinsip atau inilah yang di namai Delusi??


"Hidup yang tak di maknai tak layak untuk di hidupi". Kata bijak dari seorang filsuf Yunani kuno (Sokrates),  menjadi satu dari banyak kata-kata bijak yang paling ia sukai. Bukan hanya sekedar suka, kata itu juga menjadi inspirasinya dalam menjalani kehidupan. Aku masih ingat betul dialog yang ia bisikkan padaku saat dini hari itu.


"Untuk orang sepertiku, kata-kata bijak sering menjadi bahan renungan yang kemudian dengannya tak jarang menjadi tolak ukur dalam melakukan suatu tindakan. Entah memang sudah gandrung (Pemuja) atau mudah terpesona oleh hal-hal yang sebenarnya sangat remeh oleh sebagian manusia lainnya, dan begitulah aku dengan segala kerumitanku.
Memaknai hidup agar layak menjadi kehidupan adalah cara yang paling benar untuk menjalani kehidupan, tapi ada pula yang bilang kalau hidup itu ya. . . hanya perlu di jalani dan bersyukur atas apa yang telah Tuhan beri, nanti esensi dari hidup dengan sendirinya pasti akan kau temui. Bagiku, tak ada yang salah dari kedua quote tersebut, hanya saja kita kadang tak pandai menikmati cara kita berkehidupan sehingga kadang-kala munculah keraguan dalam menentukan arah, bukankah manusia sejatinya ada di sebuah persimpangan dan memilih adalah suatu keniscayaan?"


Dan begitulah aku mengenalnya, manusia yang menyebut dirinya sebagai manusia beruntung dengan prinsip yang agak susah dipahami lebih-lebih di terima oleh logikaku yang telah banyak tergores oleh semrawut keinginan, mimpi dan angan tentang pengakuan dalam berkehidupan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kiraku Utuh Ternyata Runtuh

Pada akhirnya, semua kisah akan menemui ujung usainya masing-masing, sebab kita berhak bahagia dengan pilihan yang kita tetapkan. Tak apa terluka, selagi yakin masih ada lupa semuanya akan baik-baik saja.  Sembari menikmati instrumen Bossanova di lengangnya ruangan Kopi Lain Hati sore itu, memantik diri dan jemariku mengetik kata demi kata dan tersusun menjadi paragraf dan begitulah tulisan ini dimulai. The Architecture of Love, sebuah novel dari Ika Natassa yang kemudian di filmkan dan diperankan oleh Putri Moreno sebagai Raia dan Nicola Saputra sebagai River, berhasil membuatku kagum dan merasa tak sia-sia datang ke bioskop malam itu. Alur cerita yang tak membosankan dan latar kisah dari kedua tokoh yang tak terlalu di dramatisir membuat film itu sangat layak di tonton. Pertemuan seorang penulis dan seorang arsitek di kota New York dengan tujuan yang sama yaitu Move On dari kisah percintaan mereka masing-masing. Kisah dari dari film tersebut kira-kira begini, “Seorang penulis po...

Bukan Kita

  PUAN Perihal malam ini aku benar-benar ingin mengutuk diri sendiri. Tuan, aku tau tulusmu untuku tapi maaf aku tak bisa merasakannya Mati rasa yang sekarang membuatku tak bisa menerima mu Banyak hal yang tak bisa ku utarakan saat bersamamu Tapi, ada sesuatu yang begitu menjerat tubuh ini Rasa tak pernah ingin mempercayai seseorang lagi itu terus menerus tumbuh Seperti hidup dan bertumbuh Usahamu yang tak pernah menyerah itu masih tak cukup membuat perasaan ini tumbuh Sakit masalalu itu terus terjerat, rasanya untuk mempercayai seseorang lagi itu benar-benar hal yang mustahil Maaf, tuan tapi bolehkah usahamu lebih dikeraskan lagi? Aku percaya disuatu hari aku akan kembali seperti semula walaupun dengan banyak sekali goresan dan kotoran ditubuh aku berharap engkau tak pernah berhenti untuk melakukan semua itu.   TUAN   Puan, tentang peduliku kemarin tak usah kau hirau Aku tahu tulusku tak bisa menembus benteng trauma di hidupmu Puan, kemarin aku menginginkanmu dan menjadi...

Kado Sempro

Semua tentangmu mari kita rayakan, meski hanya kecil-kecilan, meski cuma lewat doa tapi kau adalah manusia paling ikhlas yang pernah ku kenal dan semua kamu mesti kita rayakan.          Perjalananmu tak pernah mudah, perjuanganmu penuh kerikil tajam, darimu aku begitu banyak belajar tentang keikhlasan, kejujuran, bahkan kehidupan. Kau tak pernah lelah memberikan semua yang terbaik demi keluarga tak sekalipun kau terlihat lemah saat manjalani hari penuh rintangan. Kau memang pengganti Ibu yang paling aku sayang, saat masa paling sulitpun hanya kau yang paling bisa menjadi penenang, hampir semua pilihan dalam hidupku kau begitu peka menilai dan apapun pendapatmu tak pernah sekalipun salah, dan aku bersyukur karena Allah menghadirkanmu dalam hidupku. Terlalu banyak air mata jika ku ingat betapa berat hari-hari saat cobaan terberat itu datang tapi kau tetap tegar, terbuat dari apa hatimu adindaku sayang?!      Kadang, dalam sujud aku selalu menye...