Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2022

Aku dan Diriku

​ Kenapa masih berekspektasi, kenapa masih menaruh harap pada manusia, kenapa masih memprioritaskan yang tak pernah memprioritaskan, kenapa dan kenapa masih berkorban untuk sesuatu yang tak akan memberikan hal yang sama. Berhentilah menjadi bodoh, berhentilah menjadi baik untuk hal yang belum tentu baik, berhentilah menyetujui sesuatu yang dirimu saja belum tentu setuju, berhentilah menyia-nyiakan waktu untuk hal-hal yang tak bisa kau dapatkan manfaatnya, berhentilah mencintai hal yang tak mencintaimu balik. Kapan kau akan menghargai dirimu sendiri, kapan kau bisa mencintai dirimu sendiri, kapan kau akan belajar memahami dirimu sendiri, kapan kau akan memprioritaskan dirimu sendiri, kapan kau akan memberikan waktu untuk dirimu sendiri, kapan kau berhenti membenci keadaan yang tak mungkin bisa kau kendalikan. Kau lelah, kau letih, kau sudah lama tertati, kau selalu terluka, kau selalu bersedih, kau terlalu berharga untuk hal-hal yang seharusnya sudah usai sejak lama. "Katamu...

Waktu dan Tempat di Persilahkan

​ Kapal yang kau tumpangi hampir karam, Nona, sekarang kau bebas memilih, kembali kedaratan atau tetap membersamai nakhoda mengarungi lautan. Pilihanmu bijak nona, demi masa depan kau melanjutkan perjalanan menuju pulau bahagia tanpa menyertai kita. Selamat!!! Kita pisah, kita telah benar-benar berpisah. Lagi, kau menjadi lebih baik setelah tanpa aku tapi aku, jauh lebih sulit menjalani hari-hari setelah tak lagi demganmu. Aku dan segala ekspektasiku hancur oleh keinginan, aku luka sebab ulahku dan kau adalah perantara kesakitan itu.  Bukan, bukan kau yang memberi duka tapi aku yang selalu senang menduga dan merancang laraku sendiri. Aku tak sedang menyalahkanmu, tak juga sedang menyudutkanmu, hanya saja aku butuh waktu mengikhlaskan hadirmu yang kini sudah tak lagi menjadi takdirku. S ingkat memang, tapi seluruh hatiku kau ambil tanpa sisa padahal aku pernah mencintai lebih dalam dari ini, entah kata apalagi yang harus ku tulis untuk menggambarkan betapa aku masih tak ...

Merayakan Luka

Prolog Boleh aku jatuh rasa pada obrolan pertama kita?! Dasar pencuri!!! Di dekatmu aku kehilangan sikap kaku ku, denganmu aku yang pemalu menjadi manusia paling seru. Tahu, apa yang paling ku benci dari pertemuan sore itu? Senja si penipu, yang datang membawa rasa dan hilang menyisahkan resah. Aku ingin menjadi pelupa di sepanjang perjalanan, sayang, waktu menuntut kita untuk segera pulang!!  Lagu yang terlewatkan menjadi pembuka obrolan kita di tengah riuh sore itu, suasana yang sederhana dengan rasa yang penuh warna.  Kau adalah orang pertama yang mengusik hati setelah sekian lama mati suri karena perih. Kau manusia pertama yang membuatku yakin bahwa aku tak sia-sia mengikhlaskan kenangan yang paling sulit meski hanya untuk sekedar di simpan. Kau adalah temu yang selalu ku rindukan setelah lelah berkabung dengan luka dan lara, dan jujur sejak itu aku menaruh harapan pada pasrahnya keputus asaan. Tolong, jangan cegah aku untuk tak mengagumi mu. Mohon, jangan larang aku membu...