Langsung ke konten utama

Waktu dan Tempat di Persilahkan

Kapal yang kau tumpangi hampir karam, Nona, sekarang kau bebas memilih, kembali kedaratan atau tetap membersamai nakhoda mengarungi lautan. Pilihanmu bijak nona, demi masa depan kau melanjutkan perjalanan menuju pulau bahagia tanpa menyertai kita. Selamat!!!


Kita pisah, kita telah benar-benar berpisah. Lagi, kau menjadi lebih baik setelah tanpa aku tapi aku, jauh lebih sulit menjalani hari-hari setelah tak lagi demganmu. Aku dan segala ekspektasiku hancur oleh keinginan, aku luka sebab ulahku dan kau adalah perantara kesakitan itu. Bukan, bukan kau yang memberi duka tapi aku yang selalu senang menduga dan merancang laraku sendiri. Aku tak sedang menyalahkanmu, tak juga sedang menyudutkanmu, hanya saja aku butuh waktu mengikhlaskan hadirmu yang kini sudah tak lagi menjadi takdirku.

Singkat memang, tapi seluruh hatiku kau ambil tanpa sisa padahal aku pernah mencintai lebih dalam dari ini, entah kata apalagi yang harus ku tulis untuk menggambarkan betapa aku masih tak bisa hilangkan namamu dalam kepalaku.

Raut wajahku tak lagi cerah, senyumku pun tak lagi sumringah sejak kau bilang "Pisah" dan menyerah kemudian mempertaruhkan kata "Kita" pada takdir.

Walau kini aku tertatih, berusaha keras untuk memaksa diri untuk tetap baik-baik saja, biarlah, akan ku nikmati semua luka yang kuciptakan sendiri akan ku peluk seluruh perih, hingga nanti aku sadar bahwa engkau adalah pembelajaran untuk diriku di masa depan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kiraku Utuh Ternyata Runtuh

Pada akhirnya, semua kisah akan menemui ujung usainya masing-masing, sebab kita berhak bahagia dengan pilihan yang kita tetapkan. Tak apa terluka, selagi yakin masih ada lupa semuanya akan baik-baik saja.  Sembari menikmati instrumen Bossanova di lengangnya ruangan Kopi Lain Hati sore itu, memantik diri dan jemariku mengetik kata demi kata dan tersusun menjadi paragraf dan begitulah tulisan ini dimulai. The Architecture of Love, sebuah novel dari Ika Natassa yang kemudian di filmkan dan diperankan oleh Putri Moreno sebagai Raia dan Nicola Saputra sebagai River, berhasil membuatku kagum dan merasa tak sia-sia datang ke bioskop malam itu. Alur cerita yang tak membosankan dan latar kisah dari kedua tokoh yang tak terlalu di dramatisir membuat film itu sangat layak di tonton. Pertemuan seorang penulis dan seorang arsitek di kota New York dengan tujuan yang sama yaitu Move On dari kisah percintaan mereka masing-masing. Kisah dari dari film tersebut kira-kira begini, “Seorang penulis po...

Bukan Kita

  PUAN Perihal malam ini aku benar-benar ingin mengutuk diri sendiri. Tuan, aku tau tulusmu untuku tapi maaf aku tak bisa merasakannya Mati rasa yang sekarang membuatku tak bisa menerima mu Banyak hal yang tak bisa ku utarakan saat bersamamu Tapi, ada sesuatu yang begitu menjerat tubuh ini Rasa tak pernah ingin mempercayai seseorang lagi itu terus menerus tumbuh Seperti hidup dan bertumbuh Usahamu yang tak pernah menyerah itu masih tak cukup membuat perasaan ini tumbuh Sakit masalalu itu terus terjerat, rasanya untuk mempercayai seseorang lagi itu benar-benar hal yang mustahil Maaf, tuan tapi bolehkah usahamu lebih dikeraskan lagi? Aku percaya disuatu hari aku akan kembali seperti semula walaupun dengan banyak sekali goresan dan kotoran ditubuh aku berharap engkau tak pernah berhenti untuk melakukan semua itu.   TUAN   Puan, tentang peduliku kemarin tak usah kau hirau Aku tahu tulusku tak bisa menembus benteng trauma di hidupmu Puan, kemarin aku menginginkanmu dan menjadi...

Kado Sempro

Semua tentangmu mari kita rayakan, meski hanya kecil-kecilan, meski cuma lewat doa tapi kau adalah manusia paling ikhlas yang pernah ku kenal dan semua kamu mesti kita rayakan.          Perjalananmu tak pernah mudah, perjuanganmu penuh kerikil tajam, darimu aku begitu banyak belajar tentang keikhlasan, kejujuran, bahkan kehidupan. Kau tak pernah lelah memberikan semua yang terbaik demi keluarga tak sekalipun kau terlihat lemah saat manjalani hari penuh rintangan. Kau memang pengganti Ibu yang paling aku sayang, saat masa paling sulitpun hanya kau yang paling bisa menjadi penenang, hampir semua pilihan dalam hidupku kau begitu peka menilai dan apapun pendapatmu tak pernah sekalipun salah, dan aku bersyukur karena Allah menghadirkanmu dalam hidupku. Terlalu banyak air mata jika ku ingat betapa berat hari-hari saat cobaan terberat itu datang tapi kau tetap tegar, terbuat dari apa hatimu adindaku sayang?!      Kadang, dalam sujud aku selalu menye...