Kenapa masih berekspektasi, kenapa masih menaruh harap pada manusia, kenapa masih memprioritaskan yang tak pernah memprioritaskan, kenapa dan kenapa masih berkorban untuk sesuatu yang tak akan memberikan hal yang sama. Berhentilah menjadi bodoh, berhentilah menjadi baik untuk hal yang belum tentu baik, berhentilah menyetujui sesuatu yang dirimu saja belum tentu setuju, berhentilah menyia-nyiakan waktu untuk hal-hal yang tak bisa kau dapatkan manfaatnya, berhentilah mencintai hal yang tak mencintaimu balik. Kapan kau akan menghargai dirimu sendiri, kapan kau bisa mencintai dirimu sendiri, kapan kau akan belajar memahami dirimu sendiri, kapan kau akan memprioritaskan dirimu sendiri, kapan kau akan memberikan waktu untuk dirimu sendiri, kapan kau berhenti membenci keadaan yang tak mungkin bisa kau kendalikan.
Kau lelah, kau letih, kau sudah lama tertati, kau selalu terluka, kau selalu bersedih, kau terlalu berharga untuk hal-hal yang seharusnya sudah usai sejak lama. "Katamu", lkau pernah di khianati takdir, kau pernah jatuh pada hati yang salah, kau pernah tergores oleh duri, perih bahkan merintih di kesunyian paling sepi. Kau adalah tangis yang mengaku senyum, kau adalah duka bertopeng suka, kau adalah hujan tapi selalu sabar jatuh dengan tabah, kau adalah kekecewaan yang menipu ikhlas.
Tenanglah aku, tenanglah, jika kau masih terjatuh hari ini maka masih ada esok untuk kita kembali mencoba tegak lalu kembali berjalan. Aku mencintaimu wahai diriku. Mari bersulang untuk hal-hal yang akan kita hadapi di depan, mari saling peluk dalam pelik, mari saling memaafkan untuk semua kesalahan antara aku dan kau wahai diri.
Komentar
Posting Komentar