Langsung ke konten utama

Bukan Kita VI

"Ikhlaskan sesuatu yang berpotensi mengecewakanmu, maka akan banyak hal baik yang terus datang".


PUAN

Hari-hari yang kulalui saat ini terasa begitu berat, seperti benang kusut nan kalut. Namun, setiap kali aku berbicara denganmu, tuan, seolah-olah benang kusut itu mulai terurai. Coffeshop yang sering kita kunjungi menjadi saksi bisu betapa bahagianya kita kala itu.

Tuan, tuturmu yang bijak selalu menjadi penawar bagi kekecewaanku. "Tidak semua hal yang kita rencanakan bisa sesuai dengan apa yang kita inginkan," begitu katamu. Maka, aku belajar untuk membuat ruang ikhlas yang seluas-luasnya bagi kecewa yang tak terduga.

Kata-katamu yang indah, "Ikhlaskan sesuatu yang berpotensi mengecewakanmu, maka akan banyak hal baik yang terus datang," sungguh menjadi mantra bagi jiwaku. Aku jatuh cinta dengan kalimat itu, karena di dalamnya terkandung kekuatan untuk membebaskan diri dari kungkungan kekecewaan.

Terima kasih, Tuan, telah menjadi pelita dalam kegelapan, telah melahirkan kalimat-kalimat yang membawa ketenangan tanpa dosis. Teruslah menjadi manusia yang selalu mengusahakan kebaikan bagi jiwaku yang lemah ini.


TUAN

Puan, aku senang bisa menjadi tempat kau berbagi keluh, mendengar setiap kesahmu dan bagiku lelah yang terlihat dimatamu adalah tanda bahwa kau percaya bahwa aku layak menjadi tempat nyaman berbagi kisah. 

Aku percaya bahwa hidup memang penuh dengan ketidakpastian, namun dengan ikhlas dan menerima apa adanya, kita bisa menemukan keindahan dalam setiap momen. Dan aku senang bisa menjadi bagian dari perjalananmu, semoga akulah satu-satunya menjadi teman nyaman dan harapanmu, Puan.

Coffeshop yang kita kunjungi memang selalu  menjadi tempat yang spesial, tempat kita bisa berbagi kehangatan dan keakraban. Ku harap, kau merasa lebih baik, lebih tenang, dan lebih kuat setelah bincang kita di meja kopian itu. Hidup itu sederhana, Puan, "Jika kau telah membuat pilihan maka peluklah pilihanmu meski harus berkabung dengan kepedihan, karena hidup tak melulu tentang keberhasilan melainkan bagaimana kita menerima dengan ikhlas setiap pemberian," dan Terima kasih telah mempercayai aku, dalam segala hal Puan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kiraku Utuh Ternyata Runtuh

Pada akhirnya, semua kisah akan menemui ujung usainya masing-masing, sebab kita berhak bahagia dengan pilihan yang kita tetapkan. Tak apa terluka, selagi yakin masih ada lupa semuanya akan baik-baik saja.  Sembari menikmati instrumen Bossanova di lengangnya ruangan Kopi Lain Hati sore itu, memantik diri dan jemariku mengetik kata demi kata dan tersusun menjadi paragraf dan begitulah tulisan ini dimulai. The Architecture of Love, sebuah novel dari Ika Natassa yang kemudian di filmkan dan diperankan oleh Putri Moreno sebagai Raia dan Nicola Saputra sebagai River, berhasil membuatku kagum dan merasa tak sia-sia datang ke bioskop malam itu. Alur cerita yang tak membosankan dan latar kisah dari kedua tokoh yang tak terlalu di dramatisir membuat film itu sangat layak di tonton. Pertemuan seorang penulis dan seorang arsitek di kota New York dengan tujuan yang sama yaitu Move On dari kisah percintaan mereka masing-masing. Kisah dari dari film tersebut kira-kira begini, “Seorang penulis po...

Bukan Kita

  PUAN Perihal malam ini aku benar-benar ingin mengutuk diri sendiri. Tuan, aku tau tulusmu untuku tapi maaf aku tak bisa merasakannya Mati rasa yang sekarang membuatku tak bisa menerima mu Banyak hal yang tak bisa ku utarakan saat bersamamu Tapi, ada sesuatu yang begitu menjerat tubuh ini Rasa tak pernah ingin mempercayai seseorang lagi itu terus menerus tumbuh Seperti hidup dan bertumbuh Usahamu yang tak pernah menyerah itu masih tak cukup membuat perasaan ini tumbuh Sakit masalalu itu terus terjerat, rasanya untuk mempercayai seseorang lagi itu benar-benar hal yang mustahil Maaf, tuan tapi bolehkah usahamu lebih dikeraskan lagi? Aku percaya disuatu hari aku akan kembali seperti semula walaupun dengan banyak sekali goresan dan kotoran ditubuh aku berharap engkau tak pernah berhenti untuk melakukan semua itu.   TUAN   Puan, tentang peduliku kemarin tak usah kau hirau Aku tahu tulusku tak bisa menembus benteng trauma di hidupmu Puan, kemarin aku menginginkanmu...

Kado Sempro

Semua tentangmu mari kita rayakan, meski hanya kecil-kecilan, meski cuma lewat doa tapi kau adalah manusia paling ikhlas yang pernah ku kenal dan semua kamu mesti kita rayakan.          Perjalananmu tak pernah mudah, perjuanganmu penuh kerikil tajam, darimu aku begitu banyak belajar tentang keikhlasan, kejujuran, bahkan kehidupan. Kau tak pernah lelah memberikan semua yang terbaik demi keluarga tak sekalipun kau terlihat lemah saat manjalani hari penuh rintangan. Kau memang pengganti Ibu yang paling aku sayang, saat masa paling sulitpun hanya kau yang paling bisa menjadi penenang, hampir semua pilihan dalam hidupku kau begitu peka menilai dan apapun pendapatmu tak pernah sekalipun salah, dan aku bersyukur karena Allah menghadirkanmu dalam hidupku. Terlalu banyak air mata jika ku ingat betapa berat hari-hari saat cobaan terberat itu datang tapi kau tetap tegar, terbuat dari apa hatimu adindaku sayang?!      Kadang, dalam sujud aku selalu menye...