Menghargai diri sendiri lebih sulit daripada menghargai orang lain, dan kehilangan diri sendiri lebih menyakitkan daripada kehilangan sesuatu yang paling indah di dunia sekalipun.
Setelah banyak kehilangan, kukira aku semakin dewasa memaknai sebuah perpisahan. Ternyata aku salah, bahwa selama ini aku tak kehilangan sesuatu apapun, walau begitu, tapi mengapa begitu sering aku merasa hampa demi kehampaan? Begitu banyak Tanya dalam kepala, menuntut Tanya-tanya yang tak kunjung terjawab. Kadang bingung, apa yang sebenarnya terjadi, padahal tentang kehilangan adalah satu perkara yang sangat biasa terjadi di kehidupan bukan, aku sering menggumam tentang perasaan yang sering dating tiba-tiba itu. Setahuku, kehilangan adalah konsekuensi dari pertemuan yang pasti berakhir pada perpisahan, dan itu sangat lumrah bahkan di pahami oleh banyak orang. Mingkin, hanya saja ada orang-orang yang belum siap serta bijak dalam menerima kenyataan itu termasuk diriku. Tulisan demi tulisan kurangkai untuk mengungkapkan perasaan kehilangan, katanya dengan menulis perasaan – perasaan yang mengganggu kepala bisa perlahan memudar meski tak lenyap seutuhnya.
Hey, Move on!!! Mereka bilang. Sebab itu
solusi paling sempurna untuk lepas dari sedih akan kehilangan, yups, itu sudah
ku lakukan tapi tetap saja, aku masih merasa kehilangan meski hanya untuk
beberapa waktu saja kemudian perasaan itu mereda. Entah sudah berapa banyak artikel
tentang kehilangan yang sudah kubaca, tetap saja aku tak pernah benar - benar
menemukan jawaban konkrit dari perasaan yang menurutku itu agak aneh.
Perenungan ku sampai pada titik pasrah, pikirku itu memang sering terjadi pada setiap orang hanya saja, mungkin, aku yang terlalu mendramatisir perasaan itu. Pada akhirnya aku mencoba berdamai dengan perasaan, sebab terkadang ada hal-hal yang tak harus terlalu dipikirkan sebab akan menyebabkan kita bembuang banyak waktu demi hal yang tak begitu penting, toh, bukannya perasaan kehilangan lumrah dirasakan oleh setiap manusia. Dan pada akirnya, aku menemukan jawaban dari pertanyaan yang hampir tak terjawab itu, ternyata, selama ini aku tak pernah kehilangan sesuatu apapun melainkan aku kehilangan diriku sendiri. Iya, aku kehilangan diriku bukan kehilangan sesuatu, sebab selama ini aku terlalu sibuk mempertahankan yang sebenarnya bukan milikku hingga aku tak sadar aku sedang membiarkan diriku hilang dalam eksistensi kehidupanku sediri. Sungguh menyedihkan, ternyata selama ini aku mengabaikan esensi paling bermakna yaitu diri sendiri.
Menghargai diri sendiri lebih sulit daripada menghargai orang lain, dan kehilangan diri sendiri lebih menyakitkan daripada kehilangan sesuatu yang paling indah di dunia sekalipun. Untuk diri, maaf telah mengabaikan keberadaan mu, menolak semua rasa yang kau beri dan terimakasih telah bertahan sejauh ini, aku yakin kita pasti mampu dan bisa melewati apapun yang terjadi di dalam kehidupan yang hanya fatamorgana ini.
Komentar
Posting Komentar