Mereka sibuk dengan pekerjaannya, penat dengan segala tugas dan rutinitas kesehariannya sedang aku, sibuk bertengkar den Jgan pikiran dan penat dengan keadaan yang hampir tak bisa lagi ku kendalikan. Saat di tengah keramaian, aku mencoba menikmati semua riuh memecah gendang telinga tapi hati dan pikiran selalu menerawang jauh membawa seluruh gelisah mencabik ubun-ubun kepala, sungguh rasanya otak ingin pecah. Ada apa denganku, ini sudah terlalu lama berlarut sampai pada aku tak lagi percaya pada kemampuanku dalam meredam situasi. Jauh sebelum hari ini, hidupku baik-baik saja kadang terlintas di pikiran "sekejam itukah dunia bekerja", atau aku butuh rehat, sebab huruf saja butuh jeda agar dapat menjadi makna, begitupun aku yang mungkin sedang jenuh dan merasakan lelah kemudian juga butuh jeda agar tahu bagaimana rasanya tenang. Tapi pada tenang yang mana, pada nyaman yang mana, pada bahagia yang seperti apa?
Adakah manusia lain yang merasakan hal yang sama denganku, tertatih setiap hari menjalani ini. Sungguh, aku hampir gila mendengar suara dalam kepalaku berkelahi, separah itu logika dan naluriku. Ya Tuhan, perasaan seperti apa yang sedang aku rasakan, berapa lama lagi aku harus bingung mengartikannya. Seruntuh itukah keyakinanku pada prinsip-prinsip kehidupan, sudah sejauh itukah keimananku layu, semenggunung itukah dosaku hingga membuatku terkulai. Wahai dzat yang maha segalanya, aku tersungkur dan mengaku bahwa selama ini diriku angkuh, kemudian ruang hatiku tertumpu seluruh perasaan iri, dengki dan semua sifat buruk yang tak kau ridhoi.
Aku ingin seperti dulu, layaknya hamba yang mengerti bahwa yang paling berhak menentukan setiap takdir kehidupan, aku ingin seperti dulu, yang selalu tahu makna bahwa nikmat yang tak tertara adalah saat kepalaku sujud diatas sajadah. Wahai dzat yang jiwaku di dalam genggaman-Mu, tuntun hatiku berjalan bahkan jika tak mampu tumpuh jalanku merangkak menuju ampunan-Mu. Semoga setelah ini, tak ada lagi lalai yang terulang sampai sejauh ini. Aku percaya bahwa akan selalu ada kemudahan setelah kesulitan ya Allah, aku percaya bahwa semua yang sedang kulalui ini tak melebihi kapasitas dan batas kemampuan ku.
HASBUNALLAH WANIKMAL WAKIL NIKMAL MAULA WANIKMAN NASIR
Komentar
Posting Komentar